10. Call of Duty: Modern Warfare
Jika kita membicarakan game FPS dengan plot yang menarik, maka Call of Duty: Modern Warfare pantas menjadi yang terbaik. Menyajikannya lewat segudang dramatisasi yang membuat adrenalin berpacu kencang, Activision berhasil membangun cerita militer penuh konspirasi yang epik. Perang dunia ketiga, senjata nuklir, perlengkapan militer canggih, hingga perang di area terbuka berbasis tim menjadi keunggulan game ini. Bayangkan saja jika seseorang berhasil membawanya ke Hollywood dengan gaya pengambilan gambar ala Saving Private Ryan. Call of Duty: Modern Warfare tentu akan tampil sebagai salah satu film yang layak untuk ditunggu.
9. Crysis
Film yang bertemakan perang melawan alien memang sudah seringkali ditemukan di film-film Hollywood masa kini. Namun yang mendatangkan karakter utama ikonik dengan desain kostum yang super keren? Belum pernah terjadi. Crysis memang tidak hanya menjual karakter Prophet sebagai nilai paling utama, namun juga nanosuit yang ia gunakan. Membayangkan Prophet beraksi dengan kemampuan nanosuitnya yang adaptif dalam menetralisir setiap ancaman pasti akan menjadi adegan aksi yang keren di layar lebar. Pertempuran masif, ledakan di mana-mana, alien yang juga hadir bersenjata, sedikit elemen konspirasi, dan skala invasi masif yang menghancurkan kota tentu akan tampak memesona dengan polesan teknik CGI dari Hollywood. Membawanya dalam alur cerita yang cepat juga terdengar menarik.
8. Bioshock
Pilihan kedelapan ini juga hadir dari sebuah game bergenre FPS. Berbeda dengan dua pilihan sebelumnya yang membawa perang dalam skala militer yang luas, Bioshock hadir membawa plot yang jauh lebih gelap dan sedikit bermuatan filosofis. Menggambarkan sebuah dunia utopia yang diidam-idamkan semua manusia dalam balutan dunia bawah laut yang indah akan menjadi setting film yang menarik untuk dikembangkan. Berpusat pada cerita manusia-manusia yang menyalahgunakan kekuatan untuk mendapatkan kekuatan melebihi manusia, Bioshock membawa potensi yang sangat besar. Membawa penceritaan dari sisi yang lebih humanis, dengan gaya film lawas, pendalaman karakter, dan menimalisir aksi pada beberapa bagian yang penting akan menjadi cara terbaik untuk mengadaptasikan Bioshock ke dalam sebuah film Hollywood. Citra gelap dan berat akan membuat penonton seolah terserap pada kekacauan pada dunia utopis ini. Apalagi karakter ikonik seperti Big Daddy dan Little Sisters yang cukup menyeramkan juga disertakan di dalamnya.
7. Legend of Zelda
Bertarung dengan beragam musuh demi menyelamatkan seorang putri? That is so oldschool! Ini mungkin pemikiran sebagian besar orang awam, namun bagi gamer, tidak ada yang lebih ditunggu daripada sebuah live action dari Legend of Zelda. Menghadirkannya dalam format visualisasi ala medieval kolosal dengan sosok Link yang dewasa akan menjadi pencitraan terbaik. Link hadir dengan gaya bertarung pedang – shield nya yang menawan melawan berbagai varian musuh keren yang berusaha menghalangi questnya mencari sang Zelda. Siapa yang tidak menginginkannya? Diperkuat dengan berbagai visual effect selama pertarungan, seperti bulletime ketika Link mengayungkan pedang sudah pasti akan memberikan nuansa epik yang luar biasa. Apalagi jika mereka menambahkan berbagai efek darah dan personality Link yang lebih dingin di dalamnya. Final Battle? Mano a Mano melawan Dark Link. It will be awesome!
6. Mass Effect
Dunia film sudah mengenal beberapa franchise film science-fiction bertema luar angkasa yang sukses luar biasa di pasaran. Kita sebut saja Star Wars, Star Trek, Battlestar Galactica, hingga Babylon 5 yang berhasil meramu luasnya angkasa dalam sebuah plot yang menitikberatkan pada interaksi antar rasial dan konflik di dalamnya. Di industri game, Mass Effect dari Bioware menjadi yang terbaik untuk menyampaikan pengalaman yang hampir sama. Petualangan Shepard untuk menyelamatkan semesta dari ancaman ras tua – Reaper yang menelan mereka semua. Selain menghadirkan desain karakter yang menawan di dalamnya, sebuah film Mass Effect dapat memaksimalkan kerumitan interaksi antar ras luar angkasa sebagai bumbu pemanis di dalam keseluruhan cerita. Inti film? Harus menitikberatkan pada elemen aksi. Jika saja ini dapat terjadi, Mass Effect akan menjadi salah satu film yang paling saya tunggu.
5. Assassin’s Creed
Saya kira hampir semua gamer setuju bahwa Assassin’s Creed adalah franchise yang harus mendapatkan adaptasi film Hollywood. Ia memiliki semua elemen yang tepat untuk mencetak box office dengan penjualan yang luar biasa tinggi. Settingnya lampaunya menampilkan kota-kota yang indah, desain karakter Ezio maupun Altair menawan dan ikonik, konflik antara Templar dan Assassin dengan berbagai pembunuhan di sana-sini, serta kompleksitas dan berbagai “permainan fakta sejarah” tentu akan membuat film ini semakin menarik. Akan jauh lebih baik jika tidak dihadirkan penuh aksi. Memainkannya dalam plot drama yang pelan terbangun, dengan penyedap konflik humanis ala The Dark Knight, gaya investigatif sejarah ala National Treasure, serta gerak kamera dan alur cepat ala The Bourne pasti akan memaksimalkan penampilan film ini. Apalagi jika mereka mampu menambahnya dengan bumbu-bumbu cerita agama yang diputarbalikkan. Nothing’s true – Everything is permitted akan menjadi tagline yang bagus!
4. Half-Life
Another alien? Tunggu dulu. Menyebut Half-Life “hanya” sebagai satu dari game FPS bertema alien merupakan sebuah penghinaan besar. Ada banyak alasan mengapa begitu banyak gamer mencintai Half-Life yang tidak bisa membuat game ini sebagai bagian dari sebuah “hanya” di industri game. Dramatisasi yang epik dan gameplay yang menantang menjadikan Half-Life sebagai salah satu masterpiece di industri game. Butuh kerja keras untuk dapat mengadaptasikan game ini secara keseluruhan ke dalam film, dengan tetap mempertahankan sensasi yang dihadirkan. Saya sendiri lebih membayangkan film Half-Life hadir dalam balutan first person secara penuh, dari awal hingga akhir permainan – layaknya yang dilakukan film-film seperti Quarantine dan Cloverfield. Ini akan mampu menangkap skala kerusakan dan perang masif yang sudah dikobarkan di dalam game ini. Yang menjadi pertanyaan adalah, siapa yang pantas memerankan sosok kharismatik Gordon Freeman? Ada ide?
3. Metal Gear Solid
Harus diakui, memainkan sebuah game buatan Hideo Kojima, khususnya Metal Gear Solid memang tak ubahnya sedang menonton sebuah film Hollywood berkualitas tinggi. Gaya sinematik yang ditawarkan Kojima dalam setiap cut-scene, desain dan kemampuan karakter, plot penuh konspirasi dan nilai-nilai filasafat, serta kompleksitas hubungannya sudah cukup membuat Metal Gear Solid versi game memenangkan sebuah penghargaan Oscar. Namun, manusia memang seringkali tidak puas. Sebagai seorang gamer, saya yakin banyak dari kita yang masih berharap Metal Gear Solid akan dihadirkan dalam bentuk live-action dengan dukungan teknologi dan pencitraan ala Hollywood. Bayangkan saja, melihat aksi Solid Snake dalam wujud manusia sembari mengikuti pertarungan Raiden yang “penuh gaya” di layar lebar? Sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Proyek seperti ini hanya akan berhasil dengan satu syarat, Hideo Kojima yang melakukan supervisi penuh atas pengerjaan film ini. Jika tidak, maka tidak diragukan lagi Hollywood akan membawanya ke arah yang terkesan murahan.
2. World of Warcraft
Di sebuah daratan yang luas, pasukan Orc yang berjumlah ribuan hadir di sisi matahari terbit. Angin bertiup kencang. Sebuah palu terangkat ke angkasa, dan ribuan pasukan manusia menyerang dari arah sebaliknya. Membayangkan adegan ini di kepala saja sudah cukup membuat bulu kuduk saya merinding, apalagi jika benar-benar direalisasikan. Dunia luas dan beragam ras yang berkonflik di dunia Warcraft tentu akan tampil luar biasa jika diadaptasikan ke layar lebar. Apalagi setiap ras memiliki pemimpinnya masing-masing, dengan keunggulan dan kepribadian yang berbeda-beda. Menyertakannya dalam sebuah film kolosal ala Lord of The Rings dengan perang yang masif sudah pasti akan mencetak sebuah rekor box office. Memberikan ekstra perhatian pada desain kostum dan tidak hanya mengandalkan teknologi CGI tentu akan membuat sebuah film World of Warcraft tampil semakin megah. Semoga saja ada yang benar-benar mampu memenuhi ekspektasi Blizzard yang sulit untuk dipuaskan dan berujung pada produksi.
1. HALO
Jika Anda membicarakan game apa yang paling pantas untuk dijadikan sebuah film, maka HALO lah yang pantas menjadi jawara. Game FPS yang dirilis untuk konsol Microsoft ini memang bukan sekedar FPS biasa. Keseluruhan plot yang dibangun berkisah pada perang antara galaksi yang luar biasa masif dengan kompleksitas nilai, seperti agama dan konspirasi di dalamnya membuat banyak gamer yang ingin game ini diadaptasikan ke dalam sebuah film. Sosok Master Chief yang kharismatik dan lingkaran HALO yang mampu menghancurkan planet di luasnya angkasa tentu akan menjadi setting yang menarik. Berbagai kendaraan berat dan ras musuh yang harus dikalahkan juga menjadi kekuatan utama yang patut diperhitungkan. Bungie Studios yang memegang lisensi atas franchise ini sebenarnya hampir mengadaptasikan game ini menjadi sebuah film lewat campur tangan dingin Peter Jackson, namun sayangnya harus berakhir buruk karena didera konflik internal. Menjadikan HALO sebagai film layar lebar? Kesuksesan dan dominasi yang sudah pasti. Tinggal bagaimana meramu “akting” Master Chief saja yang tak memiliki mimik muka bahkan suara.
Jika kita membicarakan game FPS dengan plot yang menarik, maka Call of Duty: Modern Warfare pantas menjadi yang terbaik. Menyajikannya lewat segudang dramatisasi yang membuat adrenalin berpacu kencang, Activision berhasil membangun cerita militer penuh konspirasi yang epik. Perang dunia ketiga, senjata nuklir, perlengkapan militer canggih, hingga perang di area terbuka berbasis tim menjadi keunggulan game ini. Bayangkan saja jika seseorang berhasil membawanya ke Hollywood dengan gaya pengambilan gambar ala Saving Private Ryan. Call of Duty: Modern Warfare tentu akan tampil sebagai salah satu film yang layak untuk ditunggu.
9. Crysis
Film yang bertemakan perang melawan alien memang sudah seringkali ditemukan di film-film Hollywood masa kini. Namun yang mendatangkan karakter utama ikonik dengan desain kostum yang super keren? Belum pernah terjadi. Crysis memang tidak hanya menjual karakter Prophet sebagai nilai paling utama, namun juga nanosuit yang ia gunakan. Membayangkan Prophet beraksi dengan kemampuan nanosuitnya yang adaptif dalam menetralisir setiap ancaman pasti akan menjadi adegan aksi yang keren di layar lebar. Pertempuran masif, ledakan di mana-mana, alien yang juga hadir bersenjata, sedikit elemen konspirasi, dan skala invasi masif yang menghancurkan kota tentu akan tampak memesona dengan polesan teknik CGI dari Hollywood. Membawanya dalam alur cerita yang cepat juga terdengar menarik.
8. Bioshock
Pilihan kedelapan ini juga hadir dari sebuah game bergenre FPS. Berbeda dengan dua pilihan sebelumnya yang membawa perang dalam skala militer yang luas, Bioshock hadir membawa plot yang jauh lebih gelap dan sedikit bermuatan filosofis. Menggambarkan sebuah dunia utopia yang diidam-idamkan semua manusia dalam balutan dunia bawah laut yang indah akan menjadi setting film yang menarik untuk dikembangkan. Berpusat pada cerita manusia-manusia yang menyalahgunakan kekuatan untuk mendapatkan kekuatan melebihi manusia, Bioshock membawa potensi yang sangat besar. Membawa penceritaan dari sisi yang lebih humanis, dengan gaya film lawas, pendalaman karakter, dan menimalisir aksi pada beberapa bagian yang penting akan menjadi cara terbaik untuk mengadaptasikan Bioshock ke dalam sebuah film Hollywood. Citra gelap dan berat akan membuat penonton seolah terserap pada kekacauan pada dunia utopis ini. Apalagi karakter ikonik seperti Big Daddy dan Little Sisters yang cukup menyeramkan juga disertakan di dalamnya.
7. Legend of Zelda
Bertarung dengan beragam musuh demi menyelamatkan seorang putri? That is so oldschool! Ini mungkin pemikiran sebagian besar orang awam, namun bagi gamer, tidak ada yang lebih ditunggu daripada sebuah live action dari Legend of Zelda. Menghadirkannya dalam format visualisasi ala medieval kolosal dengan sosok Link yang dewasa akan menjadi pencitraan terbaik. Link hadir dengan gaya bertarung pedang – shield nya yang menawan melawan berbagai varian musuh keren yang berusaha menghalangi questnya mencari sang Zelda. Siapa yang tidak menginginkannya? Diperkuat dengan berbagai visual effect selama pertarungan, seperti bulletime ketika Link mengayungkan pedang sudah pasti akan memberikan nuansa epik yang luar biasa. Apalagi jika mereka menambahkan berbagai efek darah dan personality Link yang lebih dingin di dalamnya. Final Battle? Mano a Mano melawan Dark Link. It will be awesome!
6. Mass Effect
Dunia film sudah mengenal beberapa franchise film science-fiction bertema luar angkasa yang sukses luar biasa di pasaran. Kita sebut saja Star Wars, Star Trek, Battlestar Galactica, hingga Babylon 5 yang berhasil meramu luasnya angkasa dalam sebuah plot yang menitikberatkan pada interaksi antar rasial dan konflik di dalamnya. Di industri game, Mass Effect dari Bioware menjadi yang terbaik untuk menyampaikan pengalaman yang hampir sama. Petualangan Shepard untuk menyelamatkan semesta dari ancaman ras tua – Reaper yang menelan mereka semua. Selain menghadirkan desain karakter yang menawan di dalamnya, sebuah film Mass Effect dapat memaksimalkan kerumitan interaksi antar ras luar angkasa sebagai bumbu pemanis di dalam keseluruhan cerita. Inti film? Harus menitikberatkan pada elemen aksi. Jika saja ini dapat terjadi, Mass Effect akan menjadi salah satu film yang paling saya tunggu.
5. Assassin’s Creed
Saya kira hampir semua gamer setuju bahwa Assassin’s Creed adalah franchise yang harus mendapatkan adaptasi film Hollywood. Ia memiliki semua elemen yang tepat untuk mencetak box office dengan penjualan yang luar biasa tinggi. Settingnya lampaunya menampilkan kota-kota yang indah, desain karakter Ezio maupun Altair menawan dan ikonik, konflik antara Templar dan Assassin dengan berbagai pembunuhan di sana-sini, serta kompleksitas dan berbagai “permainan fakta sejarah” tentu akan membuat film ini semakin menarik. Akan jauh lebih baik jika tidak dihadirkan penuh aksi. Memainkannya dalam plot drama yang pelan terbangun, dengan penyedap konflik humanis ala The Dark Knight, gaya investigatif sejarah ala National Treasure, serta gerak kamera dan alur cepat ala The Bourne pasti akan memaksimalkan penampilan film ini. Apalagi jika mereka mampu menambahnya dengan bumbu-bumbu cerita agama yang diputarbalikkan. Nothing’s true – Everything is permitted akan menjadi tagline yang bagus!
4. Half-Life
Another alien? Tunggu dulu. Menyebut Half-Life “hanya” sebagai satu dari game FPS bertema alien merupakan sebuah penghinaan besar. Ada banyak alasan mengapa begitu banyak gamer mencintai Half-Life yang tidak bisa membuat game ini sebagai bagian dari sebuah “hanya” di industri game. Dramatisasi yang epik dan gameplay yang menantang menjadikan Half-Life sebagai salah satu masterpiece di industri game. Butuh kerja keras untuk dapat mengadaptasikan game ini secara keseluruhan ke dalam film, dengan tetap mempertahankan sensasi yang dihadirkan. Saya sendiri lebih membayangkan film Half-Life hadir dalam balutan first person secara penuh, dari awal hingga akhir permainan – layaknya yang dilakukan film-film seperti Quarantine dan Cloverfield. Ini akan mampu menangkap skala kerusakan dan perang masif yang sudah dikobarkan di dalam game ini. Yang menjadi pertanyaan adalah, siapa yang pantas memerankan sosok kharismatik Gordon Freeman? Ada ide?
3. Metal Gear Solid
Harus diakui, memainkan sebuah game buatan Hideo Kojima, khususnya Metal Gear Solid memang tak ubahnya sedang menonton sebuah film Hollywood berkualitas tinggi. Gaya sinematik yang ditawarkan Kojima dalam setiap cut-scene, desain dan kemampuan karakter, plot penuh konspirasi dan nilai-nilai filasafat, serta kompleksitas hubungannya sudah cukup membuat Metal Gear Solid versi game memenangkan sebuah penghargaan Oscar. Namun, manusia memang seringkali tidak puas. Sebagai seorang gamer, saya yakin banyak dari kita yang masih berharap Metal Gear Solid akan dihadirkan dalam bentuk live-action dengan dukungan teknologi dan pencitraan ala Hollywood. Bayangkan saja, melihat aksi Solid Snake dalam wujud manusia sembari mengikuti pertarungan Raiden yang “penuh gaya” di layar lebar? Sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Proyek seperti ini hanya akan berhasil dengan satu syarat, Hideo Kojima yang melakukan supervisi penuh atas pengerjaan film ini. Jika tidak, maka tidak diragukan lagi Hollywood akan membawanya ke arah yang terkesan murahan.
2. World of Warcraft
Di sebuah daratan yang luas, pasukan Orc yang berjumlah ribuan hadir di sisi matahari terbit. Angin bertiup kencang. Sebuah palu terangkat ke angkasa, dan ribuan pasukan manusia menyerang dari arah sebaliknya. Membayangkan adegan ini di kepala saja sudah cukup membuat bulu kuduk saya merinding, apalagi jika benar-benar direalisasikan. Dunia luas dan beragam ras yang berkonflik di dunia Warcraft tentu akan tampil luar biasa jika diadaptasikan ke layar lebar. Apalagi setiap ras memiliki pemimpinnya masing-masing, dengan keunggulan dan kepribadian yang berbeda-beda. Menyertakannya dalam sebuah film kolosal ala Lord of The Rings dengan perang yang masif sudah pasti akan mencetak sebuah rekor box office. Memberikan ekstra perhatian pada desain kostum dan tidak hanya mengandalkan teknologi CGI tentu akan membuat sebuah film World of Warcraft tampil semakin megah. Semoga saja ada yang benar-benar mampu memenuhi ekspektasi Blizzard yang sulit untuk dipuaskan dan berujung pada produksi.
1. HALO
Jika Anda membicarakan game apa yang paling pantas untuk dijadikan sebuah film, maka HALO lah yang pantas menjadi jawara. Game FPS yang dirilis untuk konsol Microsoft ini memang bukan sekedar FPS biasa. Keseluruhan plot yang dibangun berkisah pada perang antara galaksi yang luar biasa masif dengan kompleksitas nilai, seperti agama dan konspirasi di dalamnya membuat banyak gamer yang ingin game ini diadaptasikan ke dalam sebuah film. Sosok Master Chief yang kharismatik dan lingkaran HALO yang mampu menghancurkan planet di luasnya angkasa tentu akan menjadi setting yang menarik. Berbagai kendaraan berat dan ras musuh yang harus dikalahkan juga menjadi kekuatan utama yang patut diperhitungkan. Bungie Studios yang memegang lisensi atas franchise ini sebenarnya hampir mengadaptasikan game ini menjadi sebuah film lewat campur tangan dingin Peter Jackson, namun sayangnya harus berakhir buruk karena didera konflik internal. Menjadikan HALO sebagai film layar lebar? Kesuksesan dan dominasi yang sudah pasti. Tinggal bagaimana meramu “akting” Master Chief saja yang tak memiliki mimik muka bahkan suara.